Ratucapsa

Wednesday, December 6, 2017

Cerita Sex Kurasakan Bentuk Memek Bebek Elisa Yang Tebal Rasanya Sangat Nikmat Sekali





RatuHot99 - Sewaktu kita saling menjabat tangan, perempuan itu masih sedikit malu-malu, Aku lihat juga perempuan itu tingginya hanya sekitar 158 cm dan mempunyai dada yg memang kelihatan lebih besar dari anak seumurnya sekitar 34B (kalau tak salah umurnya 14 tahun), mempunyai wajah yg manis banget dan kulit walaupun tak terlalu putih namun sangat mulus.



(sekedar info tinggi Aku 165 cm dan umur waktu itu 16 tahun), Aku berkata siapa namamu?, Dia
jawab Elisa , setelah berkenalan akhirnya kita saling memberikan nomor telepon masing-masing, besoknya setelah saling telepon dan berkenalan akhirnya kita berdua janjian keluar besok harinya jalan pertama sekaligus cinta pertama Aku membuat Aku deg-degan tenamun namanya lelaki yah…, jalan terus dong.

Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00 Aku telah berdiri didepan rumahnya sembari mengetuk pagarnya tak lama setelah itu Elisa muncul dari balik pintu sembari tersenyum manis sekali Elisa mengenakan kaos ketat dan rok yg kira-kira panjangnya hampir mencapai lutut berwarna hitam.

Aku tanya, “Mana ortu kamu…”, Elisa bilang kalau di rumah itu Elisa cuma tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.

“Oohh jawab Aku,” Aku tanya lagi
“Terus Papa kamu mana?” Elisa jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dgn wagub) jadi waktu itu juga kita langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun Elisa langsung memeluk dari belakang, kemaluan Aku selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada Elisa begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).

Setelah keliling kota dan singgah makan di tempat makan kita langsung pulang ke rumahnya setelah tiba Aku lihat rumahnya masih sepi mobil papanya belum datang. Tiba-tiba Elisa bilang

“Masuk yuk!., Papa Aku kayaknya belum datang”. Akhirnya setelah menaruh motor Aku langsung mengikutinya dari belakang Aku langsung melihat bokongnya yg lenggak-lenggok berjalan di depanku, Aku lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya Aku lihat tak ada orang Aku bilang

“Pembantu kamu mana?”, Elisa bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini sedikit jauh ke belakang.

“oohh…”, jawab Aku.
Aku tanya lagi, “jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, Elisa jawab iya.
“Terus Papa kamu yg bukain siapa…”

Aku jawabnya.
“Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih…”, tanya Aku. Elisa bilang paling cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)
Aku tanya lagi “Kamu memang mau jadi pacar akoe…”.

Elisa bilang “Iya…”.
Lalu Aku bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat akoe…”, belum sampai bokongnya duduk di kursi sebelahku, langsung Aku tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, Elisa terkejut sekali namun belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang buah dadanya yg benar-benar besar itu sembari Aku remas-remas dgn kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.

Aku langsung mengulum telinganya sembari berbisik, “Tahan sedikit yah…”, Elisa cuma mengangguk.

Buah dadanya Aku remas dgn kedua tanganku sembari bibir Aku jilati lehernya, kemudian pindah ke bibirnya langsung Aku lumat-lumat bibirnya yg sedikit seksi itu, kitapun berpagutan saling membenamkan lidah kita masing-masing. Kemaluan Aku langsung Aku rasakan menegang dgn kerasnya.Cerita Mesum

Aku mengambil tangan kirinya dan menuntun memegang kemaluanku dibalik celana Aku, Elisa cuma menurut saja, lalu Aku suruh untuk meremasnya. Begitu Elisa remas, Aku langsung mengeluh panjang, “Uuhh…, nikmat sayang”, kata Aku.

“Teruss…”, dgn sedikit keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yg Elisa kenakan dan membenamkan muka Aku di antara buah dadanya, namun masih terhalang BH-nya Aku jilati buah dadanya sembari Aku gigit-gigit kecil di sekitar buah dadanya,
“aaauuhhh…, aaauuhhh”.

Elisapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya Aku langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas buah dadanya, sungguh pemandangan yg amat menakjubkan, Elisa mempunyai buah dada yg besar dan puting yg berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama Aku main cewek baruku tahu sekarang bahwa tak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya).

Aku jilat kedua buah dadanya sembari Aku gigit dgn keras putingnya. Elisa pun mengeluh sembari sedikit marah.
“Aaauuhhh…, sakkiitt…”, namun Aku tak ambil pusing tetap Aku gigit dgn keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sembari sedikit melotot kepadakoe.

Sekarang buah dada Elisa berada tepat di depan wajah Aku. Sembari Aku memandangi wajahnya yg sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas kedua buah dadanya dgn lembut. Elisapun kembali mendesis, “Aauuhhh…, aaauuhhh…”, kemudian Aku tarik buah dadanya dekat ke wajah Aku sembari Aku gigit pelan-pelan.

Elisapun memeluk kepala Aku namun tangannya Aku tepiskan. Sekelebat mata Aku menangkap bahwa pintu ruang tamunya belum tertutup Aku pun menyuruh Elisa untuk penutup pintunya, Elisa pun mengangguk sembari berjalan kecil Elisa pergi menutup pintu dgn mengendap-endap karena bajunya tetap terangkat sembari memperlihatkan kedua bukit kembarnya yg bikin hati siapa saja akan lemas melihat buah dada yg seperti itu.Cerita Mesum

Setelah mengunci pintu Elisa pun kembali berjalan menuju Aku. Aku pun langsung menyambutnya dgn memegang kembali kedua buah dadanya dgn kedua tangan Aku namun tetap dalam keadaan berdiri Aku jilati kembali buah dadanya. Setelah puas mulut Aku pun turun ke perutnya dan tangan Aku pelan-pelan Aku turunkan menuju liang senggamanya sembari terus menjilati perutnya sesekali mengisap puting buah dadanya.

Tangan akoepun menggosok-gosok selangkangannya langsung Aku angkat pelan-pelan rok yg Elisa kenakan terlihatlah pahanya yg mulus sekali dan CD-nya yg berwarna putih Aku remas-remas liang kewanitaannya dgn terburu buru, Elisa pun makin keras mendesis,

“aaauuhhh…, aakkhh… ohh…, nikmat sekali…”, dgn pelan-pelan Aku turunkan cdnya sembari Aku tunggu reaksinya tenamun ternyata Elisa cuma diam saja, (tiba-tiba di kepala muncul tanda setan).

Terlihatnya liang kewanitaannya yg ditumbuhi bulu-bulu namun sangat sedikit. Akoepun menjilatinya dgn penuh nafsu, diapun makin berteriak,

“Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.

Setelah puas akoepun menyuruhnya duduk di lantai sembari Aku membuka kancing celanakoe dan Aku turunkan sampai lutut terlihatlah CD-ku, Aku tuntun tangannya untuk mengelus kemaluan Aku yg sudah sangat tegang sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku.

Elisapun mengelusnya terus mulai memegang kemaluan Aku. Aku turunkan CD-ku maka kemaluan Aku langsung berkelebat keluar hampir mengenai mukanya. Elisapun terkejut sembari melotot melihat kemaluan Aku yg mempunyai ukuran lumayan besar (diameter 3 cm dan panjang kira-kira 15 cm) Aku menyuruhnya untuk melepas kaos yg Elisa kenakan dan roknya juga seperti dipangut Elisa menurut saja apa yg Aku suruh lakoekan.



Dgn terburu-buru Aku pun melepas semua baju Aku dan celana Aku kemudian karena Elisa duduk dilantai sedangkan Aku dikursi, Aku tuntun kemaluan Aku ke wajahnya Elisa pun cuma melihatnya saja. Aku suruh untuk membuka mulutnya namun kayaknya Elisa ragu-ragu.

Setengah memaksa, Aku tarik kepalanya akhirnya kemaluanku masuk juga kedalam mulutnya dgn perlahan Elisa mulai menjilati kemaluan Aku, langsung Aku teriak pelan,

“Aakkhh…, aakkhh…”, sembari ikut membantu Elisa memaju-mundurkan kemaluan Aku di dalam mulutnya.

“aakk…, akk…, nikmat sayyaangg…”. Setelah sedikit lama akhirnya Aku suruh berdiri dan melepaskan CD-nya namun muncul keraguan di wajahnya sedikit gombal akhirnya CD dan BH-nya Elisa lepaskan juga maka telanjang bulatlah Elisa depanku sembari berdiri. Akoepun tak mau ketinggalan Aku langsung berdiri dan langsung melepas CD-ya.

Aku langsung menubruknya sembari menjilati wajahnya dan tangan Aku meremas-remas kedua buah dadanya yg putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, “Aaauuhhh…, aaauuhhh…, aaauuhhh…, aaauuhhh”, sewaktu tangan kananku Aku turunkan ke liang kemaluannya dan memainkan jari-jariku di sana.

Setelah sedikit lama baru Aku sadar bahwa jari Aku telah basah. Aku pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan Aku siapkan kemaluan Aku.

Aku genggam kemaluan Aku menuju liang senggamanya dari belakang. Aku sodok pelan-pelan namun tak maumasuk-masuk Aku sodok lagi terus hingga Elisa pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada tembok sembari mendengar Elisa mendesis,

“Aaauuhhh…, ssaayaa..,. ssaayaangg…, kaammuu…”, akoepun terus menyodok dari belakang.

Mungkin karena kering kemaluan Aku nggak mau masuk-masuk juga Aku angkat kemaluan Aku lalu Aku ludahi tangan Aku banyak-banyak dan Aku oleskan pada kepala kemaluanakoe dan batangnya Elisa cuma memperhatikan dgn mata sayu setelah itu.

Aku genggam kemaluan Aku menuju liang senggamanya kembali. Pelan-pelan Aku cari dulu lobangnya begitu Aku sentuh lobang kemaluannya Elisa pun langsung mendesis kembali,
“Aauuhhh…, aaauuhhh…”, Aku tuntun kemaluan Aku menuju lobang senggamanya itu namun Aku rasakan baru masuk kepalanya saja diapun langsung menegang namun Aku sudah tak peduli lagi.

Dgn satu hentakan yg keras Aku sodok kuat-kuat lalu Aku rasa kemaluan Aku seperti menyobek sesuatu maka langsung saja Elisa berontak sembari berteriak setengah menangis,
“Ssaakkiitt…”. Aku rasakan kemaluan Aku sepertinya dijepit oleh Elisa keras sekali hingga kejantanan Aku terasa seperti lecet di dalam kewanitaannya.

Aku lalu bertahan dalam posisi Aku dan mulai kembali menyiuminya sembari berkata
“Tahann.. sayang… hanya sebentar kok…”

Aku memegang kembali buah dadanya dari belakang sembari Aku remas-remas secara perlahan dan mulut Aku menjilati belakangnya lalu lehernya telinganya dan semua yg bisa dijangkau oleh mulut Aku sedikit lama.

Kemudian Elisa mulai mendesis kembali menikmati ciuman Aku dibadan dan remasan tangan Aku di buah dadanya, “Aauuhhh…, aaauuhhh…, aauuhhh…, kamu sayang sama lakoekan?” Elisa berkata sembari melihat kepada Aku dgn wajah yg penuh pengharapan.

Aku cuma menganggukkan kepala padahal Aku lagi sedang menikmati kemaluan Aku di dalam liang kewanitaannya yg sangat nikmat sekali seakan-akan Aku lagi berada di suatu tempat yg dinamakan surga.
“Enak sayang?”, katakoe.

Elisa cuma mengangguk pelan sembari tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan,
“Aaauuhhh…, aaauuhhh…” lalu Aku mulai bekerja, Aku tarik pelan-pelan kemaluan Aku lalu Aku majukan lagi tarik lagi majukan lagi Elisa pun makin keras mendesis,
“Aaauuhhh…, aauuhhh…, aauuhhhkkhh…”

Akhirnya sewaktu Aku rasakan bahwa Elisa sudah tak kesakitan lagi Aku pun mengeluar-masukkan kemaluan Aku dgn cepat Elisa pun semakin melenguh menikmati semua yg Aku perbuat pada dirinya sembari terus-meremas buah dadanya yg besar itu. Elisa teriak

Aku mauu keeluuarr…”.

Aku pun berkata “aaauuhhhkkssaayyaanggkkuu…”, Aku langsung saja sodok dgn lebih keras lagi sampai-sampai Aku rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya namun Aku benar-benar kesetanan tak peduli lagi dgn suara-suara.

“Aauuhhh…, aaauuhhh…, aauuhhh…, akkhh…, akkhh…, truss” langsung Elisa bilang
“Sayyaa kkeelluuaarr…, akkhh…, akhh…”, tiba-tiba Elisa mau jatuh namun Aku tahan dgn tangan Aku.

Aku pegangi pinggulnya dgn kedua tangan Aku sembari Aku kocok kemaluan Aku lebih cepat lagi,
“Akkhh…, akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…, akkhh…”, pegangan Aku di pinggulnya Aku lepaskan dan langsung saja Elisa terjatuh terkulai lemas.

Dari kemaluan Aku menyemprotlah air mani sebanyak-banyaknya,

“Ccroott…, croott.., ccrroott…, akkhh…, akkhh…”, Aku melihat air mani Aku membasahi sebagian badan dan rambutnya,

“Akhh…, thanks sayangkuu…”, sembari berjongkok Aku cium pipinya sembari Aku suruh jilat lagi kemaluanku.

Elisapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu Aku bilang pakai pakaian kamu dgn malas Elisa berdiri mengambil bajunya dan memakainya kembali.

Setelah kita berdua selesai Aku mengecup bibirnya sembari berkata,
Aku pulang dulu yah sampai besok sayang…!”.

Elisa cuma mengangguk tak berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin nyesal tak tahu aauuhhh. Aku lihat jam Aku sudah menunjukkan jam 23.35, Aku pulang dgn sejuta kenikmatan.


No comments:

Post a Comment