RatuHot99 - Crreeetts. Crreeetts Seeeeeeerr. Eehmp. Crrreetsss. Seeeeerrr..
Kugigit bibirku menahan diriku agar tidak mendesah sehingga Suamiku tidak sampai curiga. Aaahk Sungguh orgasmeku kali ini jauh lebih nikmat dari sebelumnya sekaligus sangat menyiksa diriku.
Rasa nikmat yang kudapatkan, membuatku nyaris lupa kalau Suamiku kini berada dekat denganku.
Tinggal dua langkah lagi, maka semuanya berakhir, Suamiku akan dapat melihat Ujang yang sedang berada di belakangku. Dan perselingkuhankupun terbongkar, sebentar lagi aku akan resmi menjadi seorang Janda.
Deg Deg Deg Deg Deg Deg
Abii
Langkah Suamiku berhenti, lalu ia menoleh kearah putriku. Iya sayang, ada apa? Sahut Suamiku memandang putrinya.
Dan pada saat bersamaan gamisku di tarik turun, lalu dengan gerakan persekian detik sebelum Suamiku kembali menoleh kearahku, Ujang menyembunyikan tubuhnya di bawah kolong wastafel sehingga Suamiku tidak dapat melihatnya.
Aku mendesah pelan, sedikit beban tanpa berkurang dari pundakku.
Masih lama Umi nyucinya? Tanya Suamiku.
Aku berdehem pelan, perasaan tegang membuatku merasa gugup. Iya Bi kenapa? Tanyaku gugup, sungguh aku sangat ketakutan.
Abi kangeen! Aahkk Ternyata Suamiku minta di layani malam ini.
Iya Abi, nanti kalau nyucinya selesai Umi Aahkk Eehmm Akan nyusul Abi keatas. Siaaal Ujang udah benarbenar gila, kurasakan jemari Ujang membelai betisku.
Kamu kenapa Umi? Ada yang sakit? Tanya Suamiku panik. Kok wajah Umi pucat? Sambungnya sambil membelai pipiku.
Ujang pleasee jangan naik lagi, Aahkk Jemarinya semakin tinggi naik atas pahaku, hingga akhirnya menyentuh kemaluanku. Dia menggesekkan jarinya kebibir vaginaku, membuat birahiku kembali naik.
Aaah Tidak, ini bukan saat yang tepat untukku terangsang seperti ini. Fokuuus. Fokuuss Kamu pasti bisa Emaa
Ini mendadak perutku mules Bi! Kataku mengringis sambil menurunkan tanganku memegang perutku, lalu turun menuju tangan Ujang yang sedang memanjakan vaginaku.
Ya udah, Abi tunggu di kamar ya?
Iya Bi, Umi nanti menyusul. Jawabku, sembari menarik nafas lega.
Kemudian Suamiku melangkah pergi menjauh dariku, aku baru bisa bergerak ketika Suamiku benarbenar menghilang dari pandanganku. Buruburu aku menepis tangan kurang ajar Ujang dari vaginaku, dia sudah sangat keterlaluan.
Kalau tadi sampai ketahuan, bisabisa riwayatku tamat sampai di sini.
Gila kamu Jang! Kataku emosi, tapi tetap menjaga suaraku agar putri semata wayangku yang sedang menonton tv tidak mendengar suaraku.
Tapi Ibu Ema sukakan?
Saya mohon, jangan ganggu saya lagi! Dan tolong berhenti sampai di sini saja. Melasku tapi dengan nada tegas.
Perbuatannya barusan sungguh sangat beresiko, bagaimana kalau tadi Suamiku melihat? Aku tidak ingin menjadi janda, apa lagi janda karena di ceraikan Suami yang memergoki Istrinya selingkuh, aku tidak siap untuk hal itu.
Ujang menarik tanganku, memaksaku merunduk seperti dirinya.
Kemudian dia membuka celananya, mengeluarkan senjata pamungkasnya yang gemuk dan panjang, membuat nafasku memburuh, kejadian tadi pagi kembali menguasaiku.
Ayo Bu, biar cepat selesai.
Jangan gila Jang, masih ada anakku di sana, gimana kalau dia melihat kita? Kataku panik, tapi dia malah menarik tanganku.
Gampang Bu, tinggal kita ajak!
Iblis kamu Jang Kesalku, sembari merangkak kepangkuannya, kusibak kesamping celana dalamku lalu keraih penisnya, dan kugesekan dengan bibir vaginaku.
Aaahkk Rasanya nikmat sekali, apa lagi ketika kepala penisnya menggesek clitorisku.
Hahaha Ayo masukan sekarang Bu!
Cerita Panas Bergambar
Kutatap bola matanya, lalu dengan perlahan kucoba menduduki penisnya. Jleepps Oohk Kepalaku mendongak keatas, menatap langitlangit dapur rumahku.
Dalam sekejap untuk kedua kalinya hari ini aku membiarkan penis pria lain bersarang kedalam vaginaku yang suci, yang seharusnya kupersembahkan untuk Suamiku tercinta, tapi kali ini tanpa ada paksaan berarti aku malah menuruti kemauan pria lain.
Dosakah aku? Aahkk Ini dosa besar, tapi dosa yang paling nikmat yang perna kubuat.
Tanpa di minta aku mulai menggoyang pinggulku naik turun diatas penisnya yang begitu besar, jauh lebih besar dari milik Suamiku, dan tentunya lebih keras dan berotot.
Jujur saja, pelecehan yang ia lakukan barusan tepat dihadapan Suamiku membuatku langsung memutuskan untuk pasrah, menerima kalau nantinya ia ingin menyetubuhiku lagi, dan ternyata benar dia kembali memperkosaku.
Ujang meletakan tangannya di bagian belakang kepalakku, laku kumiringkan wajahku, menyambut bibir tebal Ujang.
Kami berpagutan mesrah, lidah kami saling membelit, dan kami saling berbagi air ludah. Entalah Apa ini masih bisa di sebut pemerkosaan, tapi yang pasti aku sangat menikmati dirinya yang sedang memperkosa diriku.
Plookkss. Ploookkss Plookss. Plookkss. Plookkss.. Ploookkss.
Pinggulku bergerak cepat, menghentak nikmat, sementara eranganerangan kecil keluar dari bibirku, dan sedetik kemudiaaan Aahkkk Aku mencapai orgasmeku kembali dengan rasa berjuta kenikmatan yang ia berikan.
Masih dalam keadaan penisnya yang berada di dalam vaginaku, dia menuntunku terlentang, dengan posisi ia menindih tubuhku.
Kemudian giliran ia yang bergerak maju mundur menyodok memekku, sembari tersenyum penuh kemenangan karena berhasil menaklukanku. Sementara aku harus berjuang matimatian agar tidak mengeluarkan suara.
Memek Bu Ema sempit bangeet, rasanya enaaak Bu, ngejepit gitu Dia menyingkap lebi tinggi gaun tidurku hingga sebatas leherku, lalu dengan satu tarikan kebawah, cup braku melorot dan memperlihatkan sepasang gunung kembarku yang indah dan masih sangat kencang.
Sembari menggenjot memekku, dia meremas payudarahku dengan memainkan puttingku. Mau tidak mau, aku semakin terangsang di buatnya.
Cerita Panas Bergambar Ema dientot dengan cepat
Ujaaang Aahkk pelanpelaaan! Pintaku.
Aduh Bu, Maaf gak bisa pelan, soalnya memek Ibu kayak perawan, enaaak bangeeet.
Perawan? Oohh Ujang, kamu pinter sekali memujiku, padahal usiaku saat ini sudah tidak muda lagi Bahkan aku sudah melahirkan, seharusnya memekku sudah kendor, tapi katamu aku masih perawan? Aahkkk Enaaak.
Saat kedua bola mata kami bertemu, kurasakan getaran halus merayap di dadaku, apa lagi ketika ia tersenyum puas melihatku yang tersentak merasakan benda pusakanya yang mengadukaduk liang peranakanku.
Aku mau keluaaar Jang
Keluaarin Bu, nikmatin kontol saya di dalam memek Ibu. Bisiknya, yang seakan diriku ini memang haus akan sebuah kenikmatan.
Maafkan aku Suamiku, tapi aku berjanji ini yang terakhir kalinya, semoga kamu mau memaafkanku sayang. Aaaaarrhkk Lidahku terjulur seiring dengan cairan cintaku yang meledakledak.
Cerita Panas Bergambar Orgasme
Plooppss.
Dia menarik kontolnya dari dalam memekku, membuat nafasku kembali memburu dan aku merasa seperti ada yang kosong di bawah sana.
Kulumin kontol saya dulu ya Bu, baru nanti kita lanjut lagi
Aku menganguk pelan, lalu kuikuti tarikan tangannya, aku bersujud di depan kontolnya yang mengacung di depanku. Lama aku mengamati kontol Ujang yang memang besar.
Kugenggam kontolnya dengan telapak tanganku, Ouw telapak tanganku tak mampu menggenggam kontolnya.
Dengan perlahan kukocok kontolnya naik turun, kuperhatikan cincin emasku yang melingkar di jari manisku, membuatku kembali teringat bagaimana dulu aku mengikat janji suci kepada Suamiku. Tapi malam ini, dengan di saksikan mas kawinku, aku mengingkari janji suciku.
Maafkan aku Mas, aku mencintaimu selamanya
Kutundukan wajahku, kujilati kepala kontol Ujang, yang tak lain hanyalah seorang pembantuku. Uuhkk rasanya nikmat banget, lidahku bergetar menjilati kontolnya yang besar.
Tidak hanya kepala kontolnya, batangnyapun tak luput dari jilatanku.
Sementara jemariku meremas lembut kantung telurnya, dan bibirku membuka, menyambut kontolnya kedalam mulutku. Kepalaku bergerak maju mundur mengocok kontolnya yang sekeras batu itu sambil menatap matanya.
Aaoohkk Enak Bu, Aahkk kuluman Ibu enak, Aahkk hisapannya mantab bangeet Bu Ujar Ujang, matanya merem melek.
Kurasakan belaian telapak tangannya diatas kepalaku yang masi tertutup kerudung.
Aku semakin bersemangat mengulum kontolnya, menghisap dan mengitari kepala kontolnya dengan lidahku. Entah kenapa ada perasaan senang melihat ia keenakan.
Rasanya aku mau gila, bagaimana mungkin aku menikmati pemerkosaan yang kualami saat ini, seharusnya aku marah, mengutuk setiap sentuhan darinya, bukan malah menginginkan dirinya menyentuh dan menikmati diriku.
Dia menahan kepalaku, lalu dia memintaku naik kembali kepangkuannya.
Tanpa melakukan penetrasi, dia melumat bibirku, memelukku dengan sangat erat. Kuangkat sedikit pantatku ketika ia membelai bongkahan pantatku yang sekal. Lalu kurasakan jemari tengahnya membelai anusku.
Ouuhhkk Jang! Kurasakan jemari tengahnya tenggelam dianusku.
Sembari membalas pagutannya, kurasakan anusku di korekkorek oleh jemari tengahnya. Aku berani bersumpah demi apapun, kalau saat ini aku sangat menikmati penjelajahan jemari tengahnya di dalam liang anusku yang kemarin telah di ambil perawannya oleh mereka.
Aku semakin menggila, kedekap kepala Ujang, sambii menghisap lidahnya dengan rakus. Aku sudah tidak perduli terhadap setatusku sebagai seorang Istri, dan Ujang sebagai pembantuku.
Yang aku mau hanya dirinya yang menyetubuhiku seperti kemarin, membuatku tak berkutik menikmati setiap sodokan kontolnya yang besar di dalam vaginaku ini. Aahkk Aku menginginkanmu Ujang Aaahkk.
Sluuooppsd. Sluuuppss Sluuppss.
Dia menuntunku berdiri, satu kakiku diangkat, dan kemudian bleess Kontolnya kembali melesat masuk kedalam memekku.
Kukalungkan kedua tanganku di lehernya Ujang, untuk menjaga keseimbangan tubuhku agar tidak terjatuh ketika kontolnya mengadukaduk memekku dengan cepat.
Jaang Kayak tadi aja Aahkk.
Kenapa Bu? Tanyanya, kedua tangannya turun meremas pantatku.
Di sana masi ada anak saya Jang, Aahkk.. Oohhk Pelanpelan Jang. Aahkkk. Aku merintih semakin keras, jujur aku takut anakku tau kalau saat ini aku sedang di setubuhi oleh Ujang.
Bukannya melambat Ujang malah semakin menggila, ia menyodok memekku tanpa ampun, membuatku kesulitan untuk tidak mengerang, karena rasanya terlalu nikmat.
Plooookkss. Plookkss. Plookksd Plookkss.
Memek Ibu enak, Aahkk saya suka memek Ibu, Aahkk Aahkk Bisik Ujang, dia menghentakhentak selangkanganku.
Udaah Aahkk Jang! Saya gak kuat.
Tenang aja Bu, nikmatin aja kontol saya! Anak Ibu aman pokoknya dia gak akan ganggu kita. Uhkk Ujang, dia tau dari mana kalau anakku tidak akan mendengar teriakanku.
Tibatiba mataku diikat oleh seutas kain, aku sempat ingin melepasnya tapi Ujang menahan tanganku yang ingin menarik lepas penutup mataku, karena aku terganggu dengan adanya penutup mataku.
Dia memutar tubuhku, menghadap kearah Putriku yang tadi sedang menonton tv.
Kok mata saya di tutup Jang? Tanyaku heran.
Sengaja Bu, dengan begini Ibu gak perlu khawatir tentang anak Ibu, dan bisa fokus menikmati kontol sayakan Bu Jelas Ujang, dia meraih payudaraku dari luar gaun tidurku, dan meremasremas dadaku.
Tapi Jang?
Kan saya bisa lihat Bu percaya sama saya Bu, pati gak akan ada gangguan. Ujarnya menenangkan hatiku.
Duh kenapa dengan diriku ini, semakin lama aku semakin suka dengan caranya menikmatiku. Membuatku serba salah, antara menerima perlakuannya atau malah mengutuknya.
Perlahan kurasakan belaian kontolnya di belahan memekku, lalu naik keanusku.
Kujatuhkan dadaku diatas tempat biasa aku menyiapkan bumbu masakan, di samping wastafel. Kemudian kedua tanganku terjulur kebelakang, lalu dengan perlahan kubuka lebar kedua pipi pantatku memperlihatkan anusku.
Mau dimasukan kesini Bu? Tanya Ujang menempelkan ujung kepala penisnya di lobang anusku yang merekah.
Aku mengangguk malu, jujur saja aku tidak bisa melupakan nikmatnya ketika diriku di sandwich oleh para pembantuku tadi pagi, dan aku ingin kembali merasakannya, menikmati ketika anusku di sodok kasar oleh kontol Ujang yang besar.
Ngomong dong Bu, jangan ngagguk doang, bilang kalau Ibu mau anusnya di jebol
Aku mendengus. Iya Iyaaa Jang, jebol anusku Jang, pake kontol kamu Aahkk. Sumpah, jantungku rasanya mau copot saat mengatakan hal tersebut kepada Ujang.
Lalu dengan perlahan kurasakan kepala jamur Ujang menerobos masuk, semakin lama semakin dalam dan Jleeeeb. Aaaaaahkk. Anusku berhasil di tembus oleh kontol Ujang, dan rasanya sungguh sangat nikmat.
(Kok ngegantung? Sngaja gan, bukan untuk bkin warga smprot kentang, tpi ini bagian dri crta)
###
Saat aku masuk kedalam kamar, kulihat lampu kamar kami sudah meredup dan terlihat Suamiku sudah tertidur lelap.
Aku bukanlah Istri yang baik, tega menyakitimu yang begitu setia kepadaku. Tapi Mas harus percaya kalau aku sangat mencintaimu.
Aku berjanji Mas, kejadian malam ini tidak akan terulang lagi, ini yang terakhir kalinya.
Aku merebahkan tubuhku di samping Suamiku Mas Tio, kupeluk erat tubuhnya yang kokoh, yang selama ini bekerja keras demi memenuhi kebutuhanku dan anakku. Terimakasi Mas sudah menjadi kepala keluarga yang baik untuk kami.
###
Delapan
Asyfa Salsabila
Apa yang kulihat saat ini tak bisa kuungkapkan dengan katakata. Sanking shoknya, aku hanya bisa diam membeku.
Aku yang tadi lagi seruserunya menonton televisi, tibatiba aku mendengar suara yang aneh dari balik dapur rumahku. Awalnya aku tak begitu menghiraukannya, karena suaranya yang terdengar samasamar. Tapi entah kenapa pada akhirnya suara tersebut mengundangku untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Oh Tuhaaan
Kulihat Umi yang sedang berdiri membelakangiku sedang berpelukan sambil berpagutan dengan seorang yang juga kukenal sangat baik.
Dia adalah Kang Ujang! Ya aku memanggilnya Akang karena ia berasal dari bandung, orangnya baik dan enak diajak mengobrol, tapi siapa yang menduka ternyata ia menjalin efair dengan Ibu kandungku.
Tentu saja aku marah, aku hendak melabrak mereka, sungguh sangat menjijikan melihat apa yang mereka lakukan saat ini.
Ssstttt. Kang Ujang meletakan jari telunjuknya di bibirnya.
Langkahku terhenti, entah kenapa mendadak aku jadi ragu untuk melabrak mereka berdua, walaupun emosiku sudah sangan memuncak dan bersiap untuk kuledakan.
Jaang Kayak tadi aja Aahkk. Kudengar suara Ibuku yang mendesah
Kenapa Bu?
Di sana masi ada anak saya Jang, Aahkk.. Oohhk Pelanpelan Jang. Aahkkk. Tolak Umi, sembari mengerangerang.
Sungguh aku tidak menyangkah kalau Umi bisa bermain gila di belakang Abi.
Apa salah Abi Umi? Kurang baik apa Abi selama ini kepada kita, apa yang kita butuhkan selalu ia penuhi, bahkan ia sangat mencintai kita lebih dari apapun, tapi kenapa Umi membalasnya dengan perselingkuhan.
Plooookkss. Plookkss. Plookksd Plookkss. Plookkss.
Memek Ibu enak, Aahkk saya suka memek Ibu, Aahkk Aahkk
Kedua tangan Kang Ujang mencengkram pantat Umi, sambil menggerakan pinggulnya turun naik menyodok vagina Umi. Kulihat banyak cairan vagina Umi yang meleleh keluar, turun hingga kemata kakinya.
Udaah Aahkk Jang! Saya gak kuat. Rengek Umi.
Tenang aja Bu, nikmatin aja kontol saya! Anak Ibu aman pokoknya dia gak akan ganggu kita. Kang Ujang tersenyum kearahku, lalu dia menunjukan tangannya yang tergenggam dengan jari jempol terselip diantara telunjuk dan jari tengahnya. (Kode ngentot)
Kemudian Kang Ujang mengambil kain yang tergantung, lalu mengikat mata Umi.
Kang Ujang memutar tubuh Umi menghadap kearahku, sehingga aku dapat melihat wajah Umi yang merah padam. Oh Tuhan, raut wajah Umi mengisyaratkan kalau ia sangat menikmati perselingkuhannya.
Kok mata saya di tutup Jang? Tanya Umi keheranan.
Tapi aku bersyukur Umi tidak membuka penutup matanya, kalau tidak, ia akan tau kalau aku anaknya saat ini sedang menonton perselingkuhannya dengan pria lain.
Dan yang lebih menjijikan lagi, pria itu tak lain adalah pembantu di rumah kami, sungguh tidak selevel dengan Umi.
Sengaja Bu, dengan begini Ibu gak perlu khawatir tentang anak Ibu, dan bisa fokus menikmati kontol sayakan Bu Kang Ujang menyeringai, lalu kulihat tangan kurang ajarnya meremas payudarah Umi.
Rasanya aku ingin memukul wajah seringai Kang Ujang, tapi tatapannya entah kenapa membuat nyaliku menjadi ciut.
Tapi Jang?
Kan saya bisa lihat Bu percaya sama saya Bu, pasti gak akan ada gangguan. Ujarnya menenangkan Umi yang panik.
Kemudian Kang Ujang memberi isyarat kepadaku agar mendekat. Dengan langkah yang ragu aku berjalan menuju dapur.
Kututup mulutku saat kembali melihat pemandangan yang menakjubkan. Di hadapanku saat ini kulihat benda besar yang nan gemuk mengacung tepat di depan pantat semok milik Umi.
Ya Tuhaaan Ampuni dosaku yang membiarkan Umi berzina.
Kulihat tangan Umi membuka kedua belah pantatnya, sehingga aku dapat melihat lobang anus Umi yang kemerahan. Sebenarnya apa yang di inginkan Umi? Kenapa Umi bisa berbuat sejauh ini.
Mau dimasukan kesini Bu? Kulihat kepala penis Kang Ujang di tempelkan kelobang anus Umi yang merekah.
Anal? Astaga Umi. apa yang ada di pikiran Umi? Sadar Umi Aku mohooon
Kepala Umi mengangguk, menandakan kalau ia ingin Kang Ujang menganalnya.
Ngomong dong Bu, jangan ngagguk doang, bilang kalau Ibu mau anusnya di jebol Kembali Kang Ujang menatapku.
Sepertinya Kang Ujang sengaja ingin memberi tahukanku kalau Umilah yang menginginkan dirinya, bukan dia yang menginginkan Umi, membuatku rasanya jijik melihat Umi yang terlihat sangat nakal malam ini.
Tapi kenapa Umi bisa seperti ini? Di mana Umi yang kukenal dulu? Orang yang selalu menjadi panutanku, yang mengajarkanku banyak kebaikan, tapi kini malah mempertontonkan perbuatan yang tidak senono di hadapanku.
Umi membuang nafasnya Iya Iyaaa Jang, jebol anusku Jang, pake kontol kamu Aahkkk. Sumpah, jantungku rasanya mau copot saat mendentar Umi meminta Kang Ujang untuk menganalnya.
Lalu dengan perlahan kulihat kepala jamur Kang Ujang menerobos masuk, semakin lama semakin dalam dan Jleeeeb. Aaaaaahkk Umi memekik, ketika Anusnya berhasil di tembus oleh kontol Ujang, dan rasanya tubuhku melemas melihatnya.
Dengan gerakan teratur kuperhatikan Kang Ujang memompa anus Umi.
Hancur sudah kepercayaanku terhadap Umi yang baik. Seorang Ibu yang selama ini mengayomiku, menyayangiku dengan caranya yang luar biasa.
Aku terduduk lemas, sambil memperhatikan mereka berdua yang sedang berzina.
Dari belakang sambil melihat kearahku Kang Ujang menyodok anus Umi, sesekali ia menampar pantat Umi yang semok hingga meninggalkan bekas merah.
Ooooo Jaaang! Aaahkk Aahkk. Rintih Umi, dia terlihat seperti pelacur saat ini.
Tak sadar aku meneteskan air mataku, aku sedih, hatiku hancur tapi aku tidak bisa berbuat apaapa, kecuali menyaksikan Ujang yang sedang menganal Umi. Mempermalukan Umi di hadapanku.
Anus Ibu enak bangeet, kontol saya seperti di pijitpijit Aahkk Enaknyaaa. Erang Ujang, tak melapas pandangannya kearahku. Membuatku malu dan membuang muka sejenak, menghilangkan rasa jengah yang kurasakan saat ini.
Aaahkk Jang Ooohk Lebih cepaat Jang, sayaaa mau nyampeee.!
Nyampee? Apa maksudnya? Aaahk aku tidak mengerti, dan tidak mau mengerti aku berharap pemandangan ini segera berakhir, karena ini sangat menyakitkanku.
Tapi tapi kenapa aku di sini? Cuman mau melihat Umi selingkuh? Atau pengen melihat Umi bersetubuh? Janganjangan Aku suka melihat Umi dan Kang Ujang bersetubuh? Ah tidak Aku tidak suka, aku benci.
Aku benci saat mendengar suara Umi yang mengerang nikmat, aku benci saat melihat Umi yang malah ikut merangsang dirinya sendiri dengan cara menggesekgesekan vaginanya dengan jemarinya.
Maang Aku keluaaar!
Aku juga Bu. Aahkk. Crreettz. Creerrs. Tubuh mereka berdua, kulihat terguncangguncang, lalu tampak cairan putih keluar dari selasela anus Umi.
Ujang mencabut penisnya lalu menghadap kearahku, memametkan senjatanya yang besar, membuat nafasku memburu.
Ikat matanya boleh aku buka? Tanya Umi.
Mang Ujang memberi isyarat kepadaku, agar aku segera pergi.
Tanpa di minta untuk kedua kalinya, aku kembali ketempatku di depan tv. Aku purapura menikmati acara televisi yang sedang menayangkan film india.
Sayang! Deg Umi memanggilku.
Aku menoleh kebelakang, melihat tampilan Umi yang tampak urakan. Ya Umi Jawabku senormal mungkin.
Tidurnya jangan malammalam ya nak.
Iya Umi, sebentar lagi Adek tidur. Kataku, sembari memaksa bibirku tersenyum.
Kemudian Umi berlalu meninggalkanku, menuju kamarnya. Sementara aku, entalah, dadaku masih bergemuru, aku masih sangat marah dengan kelakuan Umi yang tega mengkhianati kami.
Aku sendiri bingung, tidak tau harus bersikap seperti apa setelah melihat kejadian barusan.
Biarlah besok menjadi besok, malam ini aku ingin memejamkan mataku sejenak, melupakan apa yang terjadi malam ini.
Aku melangkah gontai menuju kamarku, rasanya semangatku hilang. Kulihat Kang Ujang sedang tersenyum melihatku melangkah menuju kamarku.
Kemudian ia menghampiriku, lalu mendorongku hingga menabrak dinding.
Akang mau apa? Kataku dengan sisasisa kemarahanku kepadanya.
Dia tersenyum dan tanpa mengatakan apapun, dia menyusupkan tangannya masuk kedalam celana piyamaku, aku kaget hendak berontak tapi ia menahanku, hingga jemarinya menyentuh bibir kemaluanku.
Sudah basah Bisiknya.
Aku mendelik kesal, sambil menahan pergelangan tangannya.
Enak gak di giniin? Jujur rasanya enak. Sama, Umi juga keeanakan waktu akang entotin memeknya. Jelas Kang Ujang, jemari telunjuknya menggesekgesek vaginaku.
Apa coba maksudnya mengatakan hal tersebut kepadaku? Dia ingin merayuku dan akan memperkosaku? Tidak akan kubiarkan dia melakukannya, aku yakin teriakanku cukup untuk membangunkan seisi rumah.
Aku memalingkan wajahku, sumpah aku malu karena kedapatan menikmati sentuhan jemarinya di vaginaku.
Non sayang sama Umi? Aku mengangguk jujur, karena aku sangat menyayangi Umi lebih dari siapapun. Kalau gitu Non gak boleh marah sama Umi, apa lagi ngaduhin apa yang di lakukan Umi sama Akang.
Kenapa Umi ngelakuin itu sama Akang?
Karena Umi sayang sama Non! Tapi lebih jelasnya Akang belum bisa kasi tau, tapi nanti Akang pasti kasi tau Non. Jelas Kang Ujang, lalu Kang Ujang mengecup keningku.
Kapan? Lirihku.
Esssrt. Non nikmatin aja dulu ya, biar adil kayak Umi tadi. Bisiknya, dia memeluk tubuhku, dan kubenamkan wajahku di dadanya yang bidang.
Aku diam, meresapi, menikmati sentuhan jemarinya di bibir vaginaku, sementara itu tangan satunya menyelinap masuk kedalam pantatku, meremas pantatku, menelusuri belahan pantatku.
Kugigit bibirku saat merasakan getaran halus yang berasa nikmat.
Ternyata ini yang di rasakan Umi barusan, pantesan Umi bisa mengerang sekencang itu, di sentuh saja sudah begini nikmatnya apa lagi kalau sampe di masukan. Aahkk Apa yang aku pikirkan.
Tubuhku terasa memanas, dadaku sesak, dan nafasku memburu nikmat. Beberapa detik kemudian aku merasa ingin pipis dan akhirnyaa. Seeerr Seerr Oh rasanya nikmat sekali.
Kang Ujang menarik kedua tangannya, dia memperlihatkan jemarinya yang berlendir.
Enakkan? Ini belum seberapa Ujarnya, sembari membelai wajahku. Sekarang Non tidur ya, nanti besok kesiangan Ingat pesan Akang, gak boleh benci Umi. Aku mengangguk pelan.
Setelah nafasku kembali teratur, aku berlari meninggalkan Kang Ujang dengan berjuta pertanyaan yang memenuhi otakku.
###
Emi Sulia Salvina
Selesai menunaikan shalat subuh, aku kembali di sibukkan dengan rutinitasku seharihari sebagai Ibu rumah tangga pada umumnya. Setelah merapikan mukennaku, aku berjalan menuju kamar putraku.
Dengan perlahan aku membuka pintu kamar putraku, kulihat ia masih tertidur lelap.
Aku duduk di tepian tempat tidurnya, kubelai lembut keningnya. Bangun nak, mandi dulu nanti kamu telat kesekolah! Panggilku lembut sambil memandangi wajah polos putraku yang sedang terlelap.
Entah kenapa aku menjadi menyesal karena kemarin sempat membentaknya. Tapi aku melakukannya bukan karena aku marah, apa lagi sampai membencinya, aku hanya sekedar ingin mendidiknya agar menjadi anak yang lebih baik, yang nantinya bisa aku banggakan.
Bangun yuk Ajakku.
Dia bangkit, duduk diatas tempat tidurnya sambil mengucekngucek matanya.
Biasanya ia akan memelukku, bermanjaan sebentar sebelum ia pergi kekamar mandinya, tapi kini tidak ada lagi pelukan dari putraku tersayang, mungkin dia marah karena kemarin aku tidak membelanya.
Aku mendesah pelan, lalu berjalan meninggalkannya.
Maafkan Bunda ya nak
###
Sembilan
Emi Sulia Salvina
Kulambaikan tanganku melepas kepergian putraku kesekolah pagi ini, walaupun tidak ada respon darinya aku tetap menyemangatinya seperti biasanya selama ini.
Aku berjalan masuk kedalam rumahku, aku yakin Toni hanya butuh waktu untuk mengerti maksud tujuanku menghukumnya.
Tok tok tok
Masuk Bunda!
Kubuka perlahan pintu kamar Irwan, kudapatkan anak itu sedang berbaring lemas, dengan kompresan di keningnya. Ya Irwan mendadak demam, aku sendiri tidak mengerti apa penyebabnya ia bisa jatuh sakit seperti ini.
Aku duduk di tepian tempat tidurnya, lalu mengganti kompresan di keningnya.
Gimana keadaan kamu Wan? Tanyaku.
Agak mendingan Bunda, cuman masih sedikit pusing saja. Jawabnya, sembari memamerkan senyumannya kepadaku.
Mendingan kita ke dokter aja Wan, untuk memastikan penyakitmu.
Dia mendesah lirih. Gak perlu Bun, palingan besok juga sudah sembuh kok! Toni udah berangkat kesekolah Bun? Tanya Irwan, aku senang karena ia masih sangat perhatian terhadap putraku, setelah apa yang di lakukan Toni kepadanya.
Iya sudah dari tadi.
Semoga Toni pulangnya gak kayak kemarin ya Bunda Aku cuman merasa khawatir Bun. Lanjutnya sembari menatapku.
Insya Allah dia baikbaik saja. Jawabku, membelai rambutnya. Bunda mandi dulu ya, soalnya udah bauk asem ni. Kataku tertawa renyah, lalu aku hendak pergi meninggalkannya tapi dengan cepat Toni menahan pergelangan tanganku.
Bun
Kenapa Wan?
Irwan boleh ikut mandi gak? Soalnya Irwan juga mulai merasah gerah ni Bun, kalau gak mandi. Jelasnya, duh aku jadi bingung.
Tapi Bunda.
Boleh ya Bun kan Bunda sudah saya anggap seperti Ibu kandung sendiri. Ya tapi tetap saja beda Wan, semalam kamu hampir saja membuat Bunda lepas kontrol, untung cepat di akhiri.
Ya sudah kamu bisa jalan sendiri?
Bisa kok Bu. Jawab Irwan.
Lalu dia turun perlahan dari tempat tidurnya, sambil berpegangan denganku, kami melangkah menuju kamar kamar mandi.
###
Elvina Yuliana
Tubuhku menggeliat diatas tempat tidurku, kulihat sinar mentari menyambut pagiku menyusup masuk di balik hordeng kamarku. Kembali aku menggeliat, merentangkan kedua tanganku. Eehmpp Aku bangkit dari tempat tidurku.
Berjalan sempoyongan menuju kamar mandiku. Sial! Airnya mati.
Dengan terpaksa aku mengambil kerudungku, keluar menuju kamar mandi utama. Dengan satu tarikan aku menutup kembali pintu kamar mandinya. Dan dengan perlahan kuturunkan celana piyamaku berikut celana dalamnya, lalu duduk diatas closet.
Seperti biasanya, setiap pagi sebelum beraktivitas, aku menuntaskan hasratku terlebih dahulu. Seeerrr. Seeeerrr.. Uuhkk rasanya nikmat sekali buang air kecil pagi ini.
Treeeaak
Deg Ya Tuhan. perlahan pintu kamar mandinya terbuka, tampak sosok seorang pria paruh baya masuk kedalam kamar mandi yang sedang kupakai, dia melihatku, tatapan kami berdua bertemu, ia tampak kaget tapi sedetik kemudian ia mampu mengendalikan dirinya, sementara aku hanya diam terpaku.
Maaf Vi, Bapak tidak tau kamu lagi make kamar mandinya. Ujar Mertuaku tidak bergeming selangkahpun, membuatku sedikit panik.
I iya Pak, soalnya air di kamarku gak mau hidup Pak, sepertinya harus di perbaiki. Bodoh bodoh seharusnya aku mengusirnya dari dalam kamar mandi bukan malah mengajaknya ngobrol.
Dia tersenyum kearahku, dan pandangannya itu Deg Deg Deg dia menatap kearah selangkanganku yang terbuka.
Sumpah aku malu aku gak tau gimana caranya menyembunyikan selangkanganku ini, apa lagi rambut pubikku sangat lebat, dia pasti bisa membedakan mana vagina mana paha mulusku. Aku menunduk sembari menggigit bibirku.
Ba bapak mau mandi? Tanyaku lagi.
Enggak Vi, Bapak cuman mau kencing, kamu masih lama ya? Bapak kencing di sini aja ya? Eh Aku mengangkat wajahku, tapi sudah terlambat, dia membuka celananya lalu mengeluarkan senjatanya yang semalam berhasil membuatku nyaris tidak bisa tidur karena memikirkannya.
Kulihat benda besar itu dengan perlahan mengeluarkan air bening yang mengucur deras seperti air pancuran.
Aku menarik nafas lega, setelah aku menyelesaikan hajatku, buruburu aku membasuh vaginaku dan berdiri menghadapnya hendak mengenakan kembali celanaku, tapi baru sebatas lututku, tibatiba tanganku terhenti.
Suami kamu kapan pulang?
Se semalam dia bilang katanya masih ada urusan di kota! Kataku gugup, tubuhku gemetar saat melihat Mertuaku yang telah menyelesaikan hajatnya tapi tidak juga menutup penisnya.
Mertuaku mengehala nafas. Anak itu, dari dulu kalau urusan pekerjaan selalu saja lupa waktu. Katanya tenang, setenang air yang dalam.
Isya allah aku bisa mengerti Pak! Kataku gugup.
Sumpah aku sendiri tidak tau apa yang sebenarnya terjadi terhadap diriku, aku tau ini salah dan dia Mertuaku hanya sekedar berbasibasi, membangun suasana seakan tak terjadi apapun diantara kami berdua, dan bodohnya aku malah mengikuti permainan gilanya.
Ingin rasanya aku mengusir perasaan tak menentu yang kurasakan saat ini, tapi aku tidak mampu melakukannya, apa lagi setelah melihat senyumannya yang damai.
Kutarik nafas dalam, aku harus mengakhiri kegilaan ini, mengobrol sambil memamerkan kelamin masingmasing.
Aku menunduk, kuletakan jemariku di kedua sisi celana dalamku, lalu dengan perlahan aku menarik celanaku, butuh sedikit lagi maka semuanya akan tertutup rapat. Tapi entah kenapa, diakhir aku mulai merasa ragu dengan apa yang kulakukan saat ini.
Dan Hari ini kamu kerja nduk? Satu pertanyaan cukup membuat kedua tanganku berhenti tepat ketika celana dalamku menututpi sedikit vaginaku.
Kuangkat kepalaku memandangnya, ah tidak, aku memandang kaca yang ada di belakang Mertuaku, melihat pantulan diriku.
Sungguh aku terlihat sangat memalukan, celana yang tadi kutarik menggantung diantara kedua pahaku, sedikit menutupi ujung vaginaku, tapi hanya sedikit, karena sisanya terekpose sangat jelas, mempetlihatkan rambut pubikku.
Saat mata kami kembali bertemu, dia tersenyum penuh arti kepadaku. Oh Tidak Mertuaku saat ini sedang mengurut penisnya seperti semalam sambil memandangi vaginaku.
I iya Pak, saya kerja jam 8! Kutegakan kembali tubuhku seperti semula.
Kalian berdua sama saja, gila kerja kalau begini terus kapan kalian akan memberi saya cucu? Tanyanya sambil menggelengkan kepala.
Ah Pak! Anda sangat cerdas sekali, raut wajah anda sangat berbeda dengan apa yang anda lakukan saat ini.
Obrolan kami mengalir begitu saja, tapi tatapan kami sama, satu arah, kearah kelamin kami masingmasing, aku menatap nanar kearah penisnya yang semakin lama semakin membesar dan terlihat sangat keras sementara dia menatap vaginaku dengan tatapan tenang seakan dia tidak terpengaruh dengan apa yang dia lihat.
Tapi sejujurnya aku tau dia pasti sangat terangsang, apa lagi semalam aku mendengar bagaimana ia memanggilmanggil namaku, seakan dia sangat menginginkanku.
Bapak tunggu janji kamu ya?
Aku mengangguk, lalu kembali aku membukuk mengenakan celanaku yang sempat tertunda, tapi kali ini sepertinya beliau tidak mau menghentikanku, ada perasaan lega sekaligus kecewa saat celana itu sudah berada di tempat semestinya, menyembungikan vaginaku.
Aku berjalan melewatinya dan hendak membuka pintu kamar mandi.
Dan tibatiba pergelangan tanganku ia tarik, menghentikan langkahku yang hendak keluar dari dalam kamar mandi.
Apa dia hendak memperkosaku?
###
Emi Sulia Salvina
Dengan lembut aku menggosok punggungnya dengan spon yang ada di tanganku, jujur ini kali pertama aku memandikan seorang anak remaja yang lebih tua beberapa tahun dari anakku, bahkan anakku sendiri tidak perna kumandikan.
Tapi entah kenapa, dia berhasil membujukku untuk memandikannya dengan alasan dia sedang sakit.
Apa karena dia sakit terus aku harus memandikannya? Kurasa tidak juga, ini hanya akalakalannya saja seperti semalam. Tapi demi menebus kesalahan anakku, aku harus melakukannya agar ia tidak pulang kekampung halamannya dan menceritakan semuanya kalau anakkulah yang membuatnya meninggalkan rumah.
Bisabisa hubungan baik Suamiku dengan keluarga besarnya yang ada di kampung bisa renggang karena kelakuan anaknya.
Terimakasi ya Bun, sudah mau memandikan Irwan, jadi makin betah tinggal di rumah ini. Ujarnya, sambil memandangku dengan tatapan bahagia karena aku mau menuruti kemauannya.
Kubalas ia dengan senyuman.
Saat ini kami berada di dalam kamar mandi, dia sedang duduk kursi kecil, sementara aku berlutut di belakangnya sambil menyabuni punggungnya.(Kalau kalian biasa nonton JAV jepang kalian pasti tau posisi ini, maaf klau saya menggambrkannya krang detail)
Tanganku berpindah kedadanya, lalu turun kepahanya, dan pada saat bersamaan mataku terpaku kearah penisnya yang sudah mengancung keras di depan mataku.
Gleek Aku menelan air liurku, menahan nafasku agar bisa tenang.
Ternyata dia terangsang, padahal hanya dia yang telanjang sementara aku masih berpakaian utuh, bahkan kerudungkupun tidak kulepas.
Saat tanganku berada di bagian paha dalamnya, aku tidak sengaja menyentuh batang kemaluannya, dan punyanya sangat keras, bahkan lebih keras di bandingkan milik Suamiku.
Astaga Apa yang kupikirkan, aku harus segera, secepat mungkin menyelesaikan mandinya, agar pikiranku tidak ngelantur kemanamana, bisa gawat kalau aku sampai terbawa suasana seperti semalam, bisabisa aku lepas kontrol seperti semalam dengannya.
Ayo berdiri! Kataku.
Tapi Bun.
Kenapa Wan? Tanyaku bingung, tapi entah kenapa ada rasa takut di dalam diriku.
Dia tersenyum. Ini kontolnya aku kok gak di sabunin juga Bun? Ya Tuhaaan dia memintaku membersihkan kemaluannya, jangan gila Wan, mana mungkin Bunda melakukannya.
Kamu bisa sendirikan?
Tanggung Bun! Dua menarik tanganku, lalu dia mengarahkannya kearah penisnya.
Aku menepisnya, maaf aku tidak segila itu, memandikannya saja sudah membuatku merasa seperti wanita nakal, apa lagi kalau harus membersihkan penisnya? Tidak Wan kamu salah menilai Bunda.
Kejadian semalam, karena aku mengira kamu sama lugunya seperti anakku, tapi ternyata aku salah menilaimu.
Mata kami berpandangan lalu tibatiba dia mencium bibirku. Mataku terbelalak dan hendak melepaskan diri darinya, tapi Irwan dengan cepat mendorong tubuhku hingga terlentang, belum sempat aku berdiri, dia sudah mendudukiku.
Wan Apa yang Suaraku terputus ketika dia melumat bibirku dengan rakus.
Tangannya menyelinap masuk kedalam gaun tidurku, lalu dengan satu sentakan dia berhasil membuka celana dalamku. Aku yang panik berusaha melawan sekuat tenagaku, tapi aku gagal karena tenaganya jauh lebih kuat dariku.
Dia menarik gaun tidurku hingga sobek, menampakkan payudaraku yang mengembung seperti balon.
Jangan ngelawan, atau Toni yang akan menanggung akibatnya? Bisiknya di telingaku.
Toni Apa maksud dari ucapannya? Dia mengancamku dan Toni? Ya Tuhan, berarti apa yang di katakan Toni kemarin benar, selama ini Irwanlah yang telah memukul dirinya hingga babak belur? Tidaaak kamu bohongkan Wan? Ya Tuhan, aku memarahi anakku demi membela orang yang telah menyelakainya
Maafkan Bunda nak
Bajingan kamu Wan!
Hehehe Kalau Bunda kepingin Toni hidup, lebih baik Bunda menuruti perintah saya. Ancamnya kembali sambil menciumi payudarahku.
Aahkk Jangan sakiti Toni Wan, Oohk Apa salah kami Wan? Isakku frustasi
Maaf saya hanya menuruti perintah!
Dia membuka kedua kakiku, lalu dengan perlahan kurasakan benda tumpul milik Irwan menyeruak masuk kedalam vaginaku. Aaaahkk Lidahku terjulur merasakan benda asing itu menerobos vaginaku yang sudah lama tidak tersentuh.
Tidaaak aku sama sekali tidak menikmatinya, ini bukan film ataupun cerita dewasa, ketika seorang wanita yang di perkosa ia merasa keenakan. Aku sama sekali tidak merasakannya.
Yang kudapatkan hanyalah rasa sakit di liang peranakanku, dia kasar sangat kasar sekali sumpah aku mengutuk perbuatannya.
Cerita Panas Bergambar Irwan Menyodok
Dan semuanya mulai terasa gelap.
###
Pov 3
Seorang pemuda sedang duduk di tepian tempat tidurnya, sambil menghisap lintingan ganja yang ada di tangannya.
Halo.
Gimana Wan, berhasil gak? Mau sampai kapan saya menunggu hasil darimu, kalau kamu sampai gagal, kamu harus tau akibatnya
Sabar Bos, ini juga udah berhasil kok, tapi dia belum jinak Ujar Irwan sambil memandang sesosok wanita yang hanya mengenakan kerudung tanpa mengenakan pakaian, sedang menangis di pojokan tempat tidurnya dalam keadaan terikat.
Ingat ya Wan jangan mainmain sama saya.
Beres Bos, secepatnya saya akan serahkan dia, tapi tunggu dia jinakan dikit ya Bos
Oke
Oh iya Bos, barang saya mau habis ni, saya bisa ambil lagikan? Tanya Irwan sambil menghisap dalamdalam lintingan ganjanya.
Kamu temuin Roni saja di tempat biasa.
Terimakasi Bos Tutt tut tut
Irwan menutup telponnya dan meletakan kembali hpnya di atas meja.
Dia kembali menghampiri Ibu muda itu sembari membawa suntikan, lalu sembari tersenyum ia memperlihatkan jarum suntik tersebut di depan mata sang wanita.
Cerita Panas Bergambar | Ibu Muda itu langsung histeris, ia memohon tapi mulutnya yang tersumpal kain tak bisa bicara, dia hanya menatap takut kearah pemuda tersebut yang sedang memamerkan senyuman iblisnya. Kemudian pemuda itu menarik pergelangan tangannya yang terikat.
Eeehmmpp Pekiknya saat jarum itu menusuk diatatara lipatan siku tangannya.
###
Selamat menikmati.
No comments:
Post a Comment