RatuHot99 - Kisah ini terjadi ketika keluarga Aku membutuhkan seorang pembantu lagi. Kebetulan saat itu mbak Dian menganjurkan agar keponakannya Rini yang bekerja disini, membantu keluarga ini. Mungkin menurut ortu Aku dari pada susah susah cari kesana kesini, gak apa-apa lah menerima tawaran Dian ini.
Didalam pikiran aku gak ada hal yang akan menarik perhatian aku kalau melihat keponakannya. “Paling-paling anaknya hitam, gendut, trus jorok. Mendingan sama bibinya aja lebih enak kemutannya.” Pikir aku dalam hati.
Sebelum kedatangan keponakannya yang bernama Rini, hampir setiap malam kalau anggota keluarga aku sudah tidur lelap. Maka pelan-pelan aku ke kamar belakang yang memang di sediakan keluarga untuk kamar tidur pembantu.
Pelan-pelan namun pasti aku buka pintu kamarnya, yang memang aku tahu mbak Dian gak pernah kunci pintu kamarnya semenjak kejadian itu. Ternyata mbak Dian tidur dengan kaki mengangkang seperti wanita yang ingin melahirkan.
Bagaimanapun juga setiap aku liat selangkangannya yang di halus gak di tumbuhi sehelai rambutpun juga. Bentuknya gemuk montok, dengan sedikit daging kecil yang sering disebut klitoris sedikit mencuat antara belahan vagina yang montok mengiurkan kejantanan aku.
Perlahan-lahan aku usap permukaan vagina mbak Dian yang montok itu, sekali-kali aku sisipin jari tengah aku tepat ditengah vaginanya dan aku gesek gesekan hingga terkadang menyentuh klitorisnya. Desahan demi desahan akhirnya menyadarkan mbak Dian dari tidurnya yang lelap.
“mmmm….sssshh…..oooohh, Donn… kok gak bangunin mbak sih. Padahal mbak dari tadi tungguin kamu, sampai mbak ketiduran.” Ucap mbak Dian sama aku setelah sadar bahwa vaginanya disodok sodok jari nakal aku. Tapi mbak Dian gak mau kalah, tanpa diminta mbak Dian tahu apa yang aku paling suka.
Dengan sigap dia menurunkan celana pendek serta celana dalam aku hingga dengkul, karena kejantanan aku sudah mengeras dan menegang dari tadi. Mbak Dian langsung mengenggam batang kejantanan aku yang paling ia kagumi semenjak kejadian waktu itu.
Dijilat-jilat dengan sangat lembut kepala kejantanan aku, seakan memanjakan kejantanan aku yang nantinya akan memberikan kenikmatan yang sebentar lagi ia rasakan. Tak sesenti pun kejantanan aku yang gak tersapu oleh lidahnya yang mahir itu.
Dikemut kemut kantong pelir aku dengan gemasnya yang terkadang menimbulkan bunyi bunyi “plok.. plok”. Mbak Dian pun gak sungkan-sungkan menjilat lubang dubur aku. Kenikmatan yang mbak Dian berikan sangat diluar perkiraan aku malam itu.
“Mbak….uuuh. enak banget mbak. Trus mbak nikmatin Penis saya mbak.” Guyam aku yang udah dilanda kenikmatan yang sekarang menjalar.
Semakin ganas mbak Dian menghisap Penisku yang masuk keluar mulutnya, ke kanan kiri sisi mulutnya yang mengesek susunan giginya. Kenikmatan yang terasa sangat gak bisa aku ceritain, ngilu. Hingga akhirnya pangkal unjung Penisku terasa ingin keluar.
“Mbak… Donny mau keluar nih…” sambil aku tahan Penisku didalam mulutnya, akhirnya aku muncratin semua sperma didalam mulut mungil mbak Dian yang berbibir tipis itu.
“Croot… croot… Ohhh… nikmat banget mbak mulut mbak ini, gak kalah sama Vagina mbak Dian. Namun kali ini mbak Dian tanpa ada penolakan, menerima muncratan sperma aku didalam mulutnya. Menelan habis sperma yang ada didalam mulutnya hingga tak tersisa. Membersihkan sisa sperma yang meleleh dari lubang kencing aku. Tak tersisa setetespun sperma yang menempel di batang Penisku.
Bagaikan wanita yang kehausan di tengah padang gurun sahara, mbak Dian menyapu seluruh batang Penisku yang teralirkan sperma yang sempat meleleh keluar dari lubang kencing aku. Lalu dengan lemas aku menindih tubuhnya dan berguling ke sisinya. Merebahkan tubuh aku yang sudah lunglai itu dalam kenikmatan yang baru tadi aku rasakan.
“Donn… Vagina mbak blom dapet jatah… mbak masih pengen nih, nikmatin sodokan punya kamu yang berurat panjang besar membengkak itu menyanggah di dalam Vagina mbak….” pinta mbak Dian sambil memelas. Mengharapkan agar aku mau memberikannya kenikmatan yang pernah ia rasakan sebelumnya.
“Tenang aja mbak… mbak pasti dapat kenikmatan yang lebih dari pada sebelumnya, karena punya saya lagi lemes, jadi sekarang mbak isep lagi. Terserak mbak pokoknya bikin adik saya yang perkasa ini bangun kembali. Oke.”
Tanpa kembali menjawab perintah aku. Dengan cekatan layaknya budak seks. Mbak Dian menambil posisi kepalanya tepat di atas Penisku, kembali mbak Dian menghisap hisap. Berharap keperkasaan aku bangun kembali. Segala upaya ia lakukan, tak luput juga rambut halus yang tumbuh mengelilingi batang Penisku itu dia hisap hingga basah lembab oleh air ludahnya.
Memang aku akui kemahiran pembantu aku yang satu ini hebat sekali dalam memanjakan Penisku didalam mulutnya yang seksi ini. Alhasil kejantanan aku kembali mencuat dan mengeras untuk siap bertempur kembali.
Aku memberi aba-aba untuk memulai ke tahap yang mbak Dian paling suka. Dengan posisi women on top, mbak Dian mengenggam batang Penisku. Menuntun menyentuh Vaginanya yang dari sejak tadi sudah basah. Penisku di gesek-gesek terlebih dahulu di bibir permukaan Vaginanya. Menyentuh, mengesek dan membelah bibir Vaginanya yang mengemaskan. Perlahan Penisku menerobos bibir Vaginanya yang montok itu.
Perlahan-lahan dan akhirnya Penisku seluruhnya terbenam didalam liang kenikmatannya. Goyangan pinggulnya mbak dian membuat aku nikmat banget. Semakin lama semakin membara pinggul yang dihiasi bongkahan pantat semok itu bergoyang mempermainkan Penisku yang terbenam didalam Vaginanya.
“Uh… Donn. Punya kamu perkasa banget sih. Nikmat banget….” dengan mimik muka yang merem melek menikmati hujaman Penisku ke dalam liang senggamanya.
“Vagina mbak Dian juga gak kalah enaknya. Bisa pijit-pijit punya saya… Vagina mbak di apain sih… kok enak banget.”
“Ih… mau tahu aja. Gak penting diapain. Yang penting kenikmatan yang diberikan sama Vagina mbak sama kamu Donn….” sahut mbak Dian sambil mencubit pentil tetek aku.
“Donn… ooohh…. Donn…. mbak mmmmauu kluuuuaaarr… ooohh.” Ujar mbak Dian sambil mendahakkan kepalanya ke atas, berteriak karena mencapai puncak dari kenikmatannya. Dengan lunglai mbak Dian ambruk merebahkan tubunya yang telanjang tepat di atas badan aku. Untung saja posisi kamar mbak Dian jauh dari kamar kamar saudara dan ortu aku. Takutnya teriakan tadi membangunkan mereka dan menangkap basah persetubuhan antara pembantu dengan anak majikannya. Gak kebayang deh jadinya kayak apa.
Lalu karena aku belum mencapai kenikmatan ini, maka dengan menyuruh mbak Dian mengangkatkan pantatnya sedikit tanpa harus mengeluarkan batang Penisku dari dalam liang kenikmatannya. Masih dengan posisi women on top. Kembali kini aku yang menyodok nyodok Vaginanya dengan bringas. Sekarang aku gak perduli suara yang keluar dari mulut mbak Dian dalam setiap sodokan demi sodokan yang aku hantam kedalam Vaginanya itu.
“Donn…. kamu kuat banget Donn… aaah… uuuhhh… ssshhhh…. ooohhh…” erangan demi erangan keluar silih berganti bersama dengan keringat yang semakin mengucur di sekujur badan aku dan mbak Dian.
“Truuuus… Donn… sodok trusss Vagina mbak Doooonn. Jangan perduliin hantam truuuss.” Erangan mbak Dian yang memerintah semakin membuat darah muda aku semakin panas membara. Sekaligus semakin membuat aku terangsang.
“Suka saya entot yah mbak… Penis saya enak’kan… hhmmm.” Tanya aku memancing birahinya untuk semakin meningkat lagi.
“hhhhhmmmm… suka….sssshhh… banget Donn. Suka banget.” Kembali erangannya yang tertahan itu terdengar bersama dengan nafasnya yang menderu dera karena nafsu birahinya kembali memuncak.
“Bilang kalau mbak Dian adalah budak seks Donny.” Perintah aku.
“Mbak budak seks kamu Donn, mbak rela meskipun kamu perkosa waktu itu…. Ohhhh… nikmatnya Penis kamu ini Donn.”
Semakin kencang Penisku entotin Vaginanya mbak Dian. Mungkin seusai pertempuran ranjang ini Vaginanya mbak Dian lecet lecet karena sodokan Penisku yang tak henti hentinya memberikan ruang untuk istirahat.
Merasa sebentar lagi akan keluar, maka aku balikkan posisi tubuh mbak Dian dibawah tanpa harus mengeluarkan Penis yang sudah tertanam rapi didalam Vaginanya. aku peluk dia trus aku balikin tubuhnya kembali ke posisi normal orang melakukan hubungan badan.
Aku buka lebar lebar selangkangan mbak Dian dan kembali memompa Vagina mbak Dian. Terdengar suara-suara yang terjadi karena beradunya dua kelamin berlainan jenis. “plok… plok…” semakin kencang terdengar dan semakin cepat daya sodokan yang aku hantam ke dalam liang vaginanya.
Terasa sekali bila dalam posisi seperti ini, Penisku seperti menyentuh hingga rahimnya. Setiap di ujung hujangan yang aku berikan. Maka erangan mbak Dian yang tertahan itu mengeras.
Sampai saatnya terasa kembali denyut denyutan yang semula aku rasakan, namun kali ini denyut itu semakin hebat. Seakan telah di ujung helm surga aku. Aku tahan gak mau permainan ini cepat-cepat usai. Setiap mau mencapai puncaknya. Aku pendam dalam dalam Penisku di dalam lubang senggamanya mbak Dian.
Tiba-tiba rasa nikmat ini semakin…. ooohhh….ssshhhh… END
No comments:
Post a Comment